Rangkuman Audit Teknologi Informasi
TUGAS
Rangkuman
Disusun untuk memenuhi
Tugas
Audit Teknologi Sistem Informasi
Aditya Calvin Bima
10120042
4KA21
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2024
·
Definisi Kontrol dan audit sistem
informasi
Audit sistem informasi atau
Information System Audit disebut juga EDP Audit (Electronc Data Processing
Audit) atau computer audit merupakan suatu proses dikumpulkannya data dan
dievakuasinya bukti untuk menetapkan apakah suatu sistem aplikasi komputerisasi
sudah diterapkan dan menerapkan sistem pengendalian internal yang sudah
sepadan, seluruh aktiva dilindungi dengan baik atau disalahgunakan dan juga
terjamin integritas data, keandalan dan juga efektifitas dan efisiensi
penyelenggaraan informasi berbasis komputer.
Audit sistem informasi merupakan
gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain traditional audit, manajemen
sistem informasi, sistem informasi akuntansi, ilmu komputer, dan behavioral
science. Menurut Ron Weber (2010) audit sistem informasi adalah proses
pengumpulan dan penilaian bukti–bukti untuk menentukan apakah sistem komputer
dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, dapat mendorong pencapaian
tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan sumberdaya secara efisien.
Beberapa aspek yang diperiksa pada audit sistem informasi seperti efektifitas,
efisiensi, availability system, reliability, confidentiality, dan integrity,
aspek security, audit atas proses, modifikasi program, audit atas sumber data,
dan data file. (https://accounting.binus.ac.id/2019/06/10)
·
Motivasi dan kebutuhan terhadap kontrol
dan audit sistem informasi
1.
Pencegahan terhadap biaya organisasi bila
terjadi data yang hilang
Kehilangan data dapat terjadi karena ketidakmampuan
pengendalian terhadap pemakaian komputer. Kelalaian dengan tidak menyediakan
backup yang memadai terhadap file data, sehingga kehilangan file dapat terjadi
karena program komputer yang rusak, adanya sabotase, atau kerusakan normal yang
membuat file tersebut tidak dapat diperbaiki sehingga akhirnya membuat
kelanjutan operasional organisasi menjadi terganggu.
2.
Pengambilan keputusan yang salah akibat
informasi yang salah
Kualitas sebuah keputusan sangat tergantung kepada
kualitas informasi yang disajikan untuk pengambilan keputusan tersebut. Tingkat
akurasi dan pentingnya sebuah data atau informasi tergantung kepada jenis
keputusan yang akan diambil. Jika top manajer akan mengambil keputusan yang
bersifat strategik, mungkin akan dapat ditoleransi berkaitan dengan sifat
keputusan yang berjangka panjang. Tetapi kadangkala informasi yang menyesatkan
akan berdampak kepada pengambilan keputusan yang menyesatkan pula.
3.
Penyalahgunaan computer untuk kebutuhan
diluar organisasi
Beberapa jenis tindak kejahatan dan penyalah-gunaan
komputer antara lain adalah virus, hacking, akses langsung yang tak legal
(misalnya masuk ke ruang komputer tanpa ijin atau menggunakan sebuah terminal
komputer dan dapat berakibat kerusakan fisik atau mengambil data atau program
komputer tanpa ijin) dan atau penyalahgunaan akses untuk kepentingan pribadi
(seseorang yang mempunyai kewenangan menggunakan komputer tetapi untuk
tujuan-tujuan yang tidak semestinya).
4.
Adanya nilai dari yang berharga dari
perangkat keras komputer, perangkat lunak dan personel
Disamping data, hardware dan software serta personel
komputer juga merupakan sumber daya yang kritikal bagi suatu organisasi,
walaupun investasi hardware perusahaan sudah dilindungi oleh asuransi, tetapi
kehilangan hardware baik terjadi karena kesengajaan maupun ketidaksengajaan
dapat mengakibatkan gangguan. Jika software rusak akan mengganggu jalannya
operasional dan bila software dicuri maka informasi yang rahasia dapat dijual
kepada kompetitor. Personel adalah sumber daya yang paling berharga, mereka harus
dididik dengan baik agar menjadi tenaga handal dibidang komputer yang
profesional.
5.
Biaya yang tinggi untuk kerusakan komputer
Saat ini pemakaian komputer sudah sangat meluas dan
dilakukan juga terhadap fungsi kritis pada kehidupan kita. Kesalahan yang
terjadi pada komputer memberikan implikasi yang luar biasa, sebagai contoh data
error mengakibatkan jatuhnya pesawat di Antartika yang menyebabkan 257 orang
meninggal atau seseorang divonis masuk penjara karena kesalahan data di
komputer.
6.
Kerahasiaan data atau informasi yang
dimiliki perusahaan
Informasi
di dalam sebuah organisasi bisnis sangat beragam, mulai data karyawan,
pelanggan, transaksi dan lainya adalah amat riskan bila tidak dijaga dengan
benar. Seseorang dapat saja memanfaatkan informasi untuk disalahgunakan.
Sebagai contoh bila data pelanggan yang rahasia, dapat digunakan oleh pesaing
untuk memperoleh manfaat dalam persaingan.
7.
Pengontrolan pengembangan / evolusi
komputer
Perkembangan
Teknologi computer harus diantisipasi oleh organisasi agar dalam persaingan
usaha dapat selalu diantisipasi dan kebutuhan untuk pengolahan data yang tepat
dan cepat dengan teknologi yang berkesesuaian juga dapat dilakukan, jika
perkembangan teknologi ini tidak diansipasi, kemungkinan gagal atau kalah
bersaing menjadi lebih besar.
(https://dosen.perbanas.id/dasar-kebutuhan-pelaksanaan-audit-sistem-informasi-bagi-organisasi/)
·
Fondasi audit sistem informasi
Fondasi Audit sistem informasi merupakan suatu proses
pengumpulan data dan evaluasi
bukti
untuk menetapkan apakah suatu sistem aplikasi komputer sudah diterapkan
dan
menerapkan sistem pengendalian internal yang sudah sepadan, apakah
seluruh
aktiva dilindungi dengan baik atau disalah gunakan dan juga terjamin
integritas
data, keandalan dan juga efektivitas serta efisiensi penyelenggaraan
informasi
berbasis komputer.
(https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MSIM4305-M1.pdf)
·
Jenis audit : audit internal, audit system
informasi, audit kecurangan (fraud),
eksternal audit/ audit keuagan, audit internal
a)
Audit internal
Audit internal adalah aktivitas pemberian jaminan dan
konsultasi yang independen dan obyektif yang dirancang untuk menambah nilai dan
meningkatkan operasi organisasi. Ini membantu organisasi mencapai tujuannya
dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi
dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata
kelola. (https://g.co/kgs/rvTGVEd)
b)
Audit sistem informasi
Audit
sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti – bukti untuk
menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas
data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan
menggunakan sumberdaya secara efisien. (https://osf.io/ngqxh/download)
c)
Audit kecurangan
Audit kecurangan adalah proses di mana auditor mencari
bukti kecurangan dalam laporan keuangan suatu perusahaan atau dalam
operasionalnya (https://repository.penerbiteureka.com/publications/563051/audit-kecurangan-dan-forensik)
d)
Audit eksternal
Audit eksternal merupakan sebuah aktivitas yang harus
dilakukan oleh kantor akuntan publik bersertifikat. (https://usahasosial.com/id/learn/manfaat-jasa-auditor-external/)
e)
Audit keuangan
Audit keuangan adalah proses dari auditor untuk
memeriksa laporan keuangan agar laporan tersebut bersifat objektif.
(https://www.ocbc.id/id/article/2021/05/27/audit-keuangan-adalah)
·
Ruang lingkup audit sistem informasi
Ruang lingkup Audit Sistem Informasi
(SI) sebagai audit operasional terhadap fungsi sistem informasi (IT
governance), audit objective-nya adalah melakukan assessment terhadap
efektifitas, efisiensi, dan ekonomis tidaknya pengelolaan sistem informasi suatu organisasi. Audit SI dimaksudkan untuk
memberikan informasi kepada manajemen puncak agar manajemen mempunyai “a clear
assessment” terhadap sistem informasi yang diimplementasikan pada organisasi
tersebut. Misalnya, bahwa application software yang ada telah dianalisis dan
didesain dengan baik, telah diimplementasikan dengan security features yang
memadai. (https://osf.io/gn7u2/download)
·
Jenis-jenis kontrol dan audit sistem
informasi
Ada banyak jenis audit sistem informasi, masing-masing
memiliki fokus dan tujuannya sendiri sendiri. Beberapa jenis audit sistem
informasi yang umum, meliputi:
1.
Audit Kepatuhan (Compliance Audit): Audit
ini melakukan penilaian tentang kontrol sistem informasi pada sebuah
organisasi, sesuai dengan undang-undang, peraturan, dan standar yang berlaku
dan telah ditetapkan maupun disepakati bersama.
2.
Audit Keamanan (Security Audit): Audit ini
menilai keamanan sistem informasi pada suatu organisasi yang meliputi akses
(access), penggunaan (using), pengungkapan (disclosure), gangguan (disruption),
modifikasi (modification), atau penghancuran (destruction) yang tidak sah.
3.
Audit Operasional (Operational Audit):
Audit ini dilakukan untuk menilai efisiensi dan efektivitas operasi sistem
informasi pada suatu organisasi.
4.
Audit Pengembangan Sistem (System
Development Audit): Audit ini dilakukan untuk menilai pengembangan sistem
informasi baru atau yang dimodifikasi sehingga memberikan kepastian bahwa
sistem tersebut sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan diterapkan dengan
cara yang aman dan efisien.
5.
Audit Forensik (Forensic Audit): Audit ini
dilakukan sebagai tanggapan atas insiden keamanan yang dicurigai atau
diketahui. Tujuan dari audit forensik ini adalah untuk mengumpulkan bukti bukti
dalam penyelidikan suatu insiden dan untuk mengidentifikasi akar penyebabnya. (https://sis.binus.ac.id/2023/10/24/apa-jenis-dan-karir-didalam-bidang-audit-sistem-informasi/)
·
Tujuan kontrol dan audit sistem informasi
Tujuan audit sistem informasi, yaitu : Mengamankan
asset ● Menjaga integritas data ● Menjaga efektivitas sistem ● Mencapai
efisiensi sumberdaya. mencakup: perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), manusia (people), file data, dokumentasi sistem, dan peralatan
pendukung lainnya. (https://staffnew.uny.ac.id/upload/132254846/pendidikan/audit%20SIM.pdf)
·
Pengantar proses audit
Ada
tiga pendekatan yang sistematis untuk melakukan audit menurut Goodman dan
Lawles:
1.
Teknologi proses inovasi audit
Menentukan
sebuah resiko dalam membangun proyek-proyek baik baru maupun lama, menilai
seberapa besar pengalaman perusahaan dalam memasarkan produk dan menilai
teknologi yang dipakai oleh perusahaan.
2.
Perbandingan audit Inovatif
Kemampuan
analisis tentang inovatis perusahaan yang diaudit dibandingkan dengan
pesaingnya. Hal ini melakukan pemeriksaan pada fasilitas penelitian dan
pengembangan perusahaan.
3.
Audit Teknologi Posisi
Melakukan
pemeriksanaan tentang teknologi bisnis yang perlu dibenahi.
(https://sis.binus.ac.id/2019/06/03/proses-audit/)
·
Analisis risiko
1.
Risiko bawaan (inherent risk)
Risiko
bawaan adalah kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material dengan
asumsi tidak ada kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang
terkait. Risiko bawaan selalu ada dan tidak pernah mencapai angka nol. Risiko
bawaan tidak dapat dirubah oleh penerapan prosedur audit yang paling baik
sekalipun. Risiko bawaan bervariasi untuk setiap asersi.
2.
Risiko pengendalian (control risk)
Risiko
pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material, yang dapat terjadi
dalam suatu asersi, tidak dapat dideteksi ataupun dicegah secara tepat pada
waktunya oleh berbagai kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern
perusahaan.
3.
Risiko deteksi (detection risk)
Risiko
deteksi merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi tergantung atas
penerapan auditor terhadap risiko audit, risiko bawaan dan risiko pengendalian.
Semakin besar risiko audit, semakin besar pula risiko deteksi. Sebaliknya
semakin besar risiko bawaan ataupu risiko pengendalian, semakin kecil risiko
deteksi. (https://osf.io/r5zfh/download)
·
Definisi kontrol internal dan kontrol eksternal
pada sistem informasi
a) Internal
Audit
Audit
Internal atau Internal Audit memiliki peranan penting dalam keberjalanan
perusahaan. Pada era modern ini perkembangan Manajemen organisasi khususnya di
perusahaan sangat memerlukan peran audit internal. Audit internal digunakan
untuk mendukung keberjalanan manajemen perusahaan sebagai fungsi controlling
yang menjamin perusahaan berjalan sesuai dengan perencanaan dan mengarah kepada
tujuan. Biasanya audit internal dilakukan oleh unit yang berada di dalam
perusahaan yang memang ditugaskan untuk melakukan audit terhadap perusahaan yang
bersangkutan.
b) Eksternal Audit
Audit
eksternal dilaksanakan oleh auditor eksternal yang berasal dari luar perusahaan
(Kantor Akuntan Publik). Auditor Eksternal dianggap sebagai pihak yang
independen. Tujuan Eksternal audit adalah memberikan masukan terkait kewajaran
laporan finansial yang disusun manajemen perusahaan Isi dari external audit
report yaitu pendapat tentang kewajaran financial report. Selain laporan
tersebut juga disetai management letter yang berisi tentang kelemahan
pengendalian internal dan saran perbaikannya yang akan dilaporkan kepada
manajemen perusahaan. Standar yang
digunakan pada audit eksternal adalah Standar Profesional Akuntan Publik dari
Ikatan Akuntan Indonesia. (https://osf.io/gn7u2/download)
·
Cara melakukan audit sistem informasi
Tahapan
Audit Sistem Informasi
Tahapan
audit menurut Gallegos. Dalam bukunya “Audit and Control of Information System”
yang mencakup beberapa aktivitas yaitu perencanaan, pemeriksaan lapangan,
pelaporan dan tindak lanjut. Berikut dibawah tahapan dari audit sistem
informasi, adalah sebagai berikut:
1.
Perencanaan (Planning)
Tahap
perencanaan ini yang akan dilakukan adalah menentukan ruang lingkup (scope),
objek yang akan diaudit, standard evaluasi dari hasil audit dan komunikasi
dengan managen pada organisasi yang bersangkutan dengan menganalisa visi, misi,
sasaran dan tujuan objek yang diteliti serta strategi, kebijakan-kebijakan yang
terkait dengan pengolahan investigasi. Tahapan pertama dalam audit bagi auditor
eksternal yang berarti menyelidiki dari awal atau melanjutkan yang ada unutk
menentukan apakah pemeriksaan tersebut dapat diterima, penempatan staf audit
yang sesuai melaukan pengecekan informasi latar belakang klien, mengerti
kewajiban utama dari klien dan mengidentifikasi area resiko
2.
Pemeriksaan Lapangan (Field Work)
Tahap
ini yang akan dilakukan adalah pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data dengan pihak-pihak yang terkait. Hal ini dapat dilakukan
dengan menerapan berbagai metode pengumpulan data yaitu: wawancara, quesioner
ataupun melakukan survey ke lokasi penelitian.
3.
Pelaporan (Reporting)
Audit
Sistem Informasi – Setelah proses pengumpulan data, maka akan didapat data yang
akan diproses untuk dihitung berdasarkan perhitungan maturity level. Pada tahap
ini yang akan dilakukan memberikan informasi berupa hasil-hasil dari audit.
Perhitungan maturity level dilakukan mengacu pada hasil wawancara, survey dan
rekapitulasi hasil penyebaran quesioner. Berdasarkan hasil maturity level yang
mencerminkan kinerja saat ini (current maturity level) dan kinerja standard
atau ideal yang diharapkan akan menjadi acuan untuk selanjutnya dilakukan
analisis kesenjangan (gap). Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui
kesenjangan (gap) serta mengetahui apa yang menyebabkan adanya gap tersebut.
4.
Tindak Lanjut (Follow Up)
Tahap
ini yang dilakukan adalah memberikan laporan hasil audit berupa rekomendasi
tindakan perbaikan kepada pihak managemen objek yang diteliti, untuk
selanjutnya wewenang perbaikan menjadi tanggung jawab managemen objek yang
diteliti apakah akan diterapkan atau hanya menjadi acuhan untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.
5.
Pengujian atas Control (Tests of Controls)
Tahap
ini dimulai dengan pemfokusan pada pengendalian menegemen, apabila hasil yang
ada tidak sesuai dengan harapan, maka pengendalian manegemen tidak berjalan
sebagai mana mestinya. Apabila auditor menemukan kesalahan yang serius pada
pengendalian manegemen, maka mereka akan mengemukakan opini atau mengambil
keputusan dalam pengujian transaksi dan saldo untuk hasilnya.
6.
Pengujian atas Transaksi (Tests of Transaction)
Pengujian
yang termasuk adalah pengecekan jurnal yang masuk dari dokumen utama, menguji
nilai kekayaan dan ketepatan komputasi. Komputer sangat berguna dalam pengujian
ini dan auditor dapat mengunakan software audit yang umum untuk mengecek apakah
pembayaran bunya dari bank telak dikalkulasi secara tepat.
7.
Pengujian atas Keseimbangan atau Hasill Keseluruhan (Tests of Balances or
Overall Results)
Auditor
melakukan pengujian ini agar bukti penting dalam penilaian akhir kehilangan
atau pencatatan yang keliru yang menyebabkan fungsi sistem informasi gagal
dalam memelihara data secara keseluruhan dan mencapai sistem yang efekti dan
efesien. Dengan kata lain, dalam tahap ini mementingkan pengamatan asset dan
integritas data yang obyektif. (https://sis.binus.ac.id/2021/06/15/audit-sistem-informasi-2/)
Komentar
Posting Komentar